SELAMAT DATANG...

Blog ini saya gunakan sebagai Media Komunikasi dan Informasi dan sekaligus menjadi wadah untuk menuangkan inspirasi-inspirasi yang ada.
Sebagai perkenalan pertama, yang perlu diketahui saya seorang Peneliti Komunikasi Politik pada

Puslitbang Penyelenggaraan Pos dan Informatika Badan Litbang SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika R.I.
Jl. Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta Pusat 10110 Lt. 4 Gedung Belakang





Senin, 12 Juli 2010

Pornografi Dunia Maya dan Kemunafikan Kita Pokok-pokok pikiran pada Chief Editor Meeting Kemkominfo 8 Juli 2010 oleh Sujiwo Tejo

1.Pornografi di dunia maya atau dunia manapun seyogyanya kita hadapi dengan lapang dada. Dengan jembar dan legowo sebaiknya kita ingat landasan hidup tak tertulis namun paling dasar. Yaitu, tidak mungkin sisi gelap termasuk ponografi musnah sama sekali dari mayapada.

Cina sebagai salah satu tonggak kebudayaan besar dunia mengajarkan Yin dan Yang. Dunia listrik juga mengajarkan keniscayaan sisi positif dan negatif. India sebagai ikon kebudayaan besar lainnya juga mengajar bahwa Rahwana, lambang sisi gelap, tak pernah mati. Hanoman yang membantu titisan Wisnu yaitu Prabu Rama hanya mampu membuat Rahwana terjepit dua gunung. Dipercaya, sisi gelap Rahwana yang tak mati-mati itu sampai sekarang akan merasuki siapapun manusia yang sedang berada dalam situasi kurang waspada.

2.Keniscayaan adanya sisi terang yang sekaligus diliputi sisi gelap atau sebaliknya itu juga banyak terkandung dalam telaah antropologis berbagai suku maupun agama. Intinya, bahwa manusia bukanlah malaikat yang tak ada kotor-kotornya. Maka, seyogyanya, kita memang perlu lebih rileks menghadapi pornografi dunia maya atau dunia manapun.

Lihatlah hari-hari suci keagamaan, atau hari-hari suci kesukuan seperti bersih desa, tolak bala dan lain-lain, selalu dibarengi dengan sisi-sisi gelap lainnya. Di tengah takbir dan lebaran, ada pesta makanan yang berlebihan disertai maraknya konsumerisme di pusat-pusat perbelanjaan (sama dengan Natalan dan Tahun baru), kadang petasan, dan kadang kebut-kebutan di jalan raya. Pada saat pementasan wayang kulit yang sakral menyambut bersih desa, di sekitar situ biasanya ada judi remang-remang dan penjajaan seks. Berapa pula judi dan industri seks yang tumbuh berkat Piala Dunia di Afrika Selatan?

3.Butir 1 dan butir 2 perlu saya kemukakan lebih dahulu antara lain agar kita juga tidak munafik dalam menghadapi pornografi dunia maya atau dunia manapun. Faktanya, tidak sedikit pasangan suami istri yang mungkin sudah jenuh, maka untuk pemanasan hubungan suami-istri mereka memerlukan tontonan video seks terlebih dahulu.

Jadi, sesungguhnya, pasar video seks memang ada dan untuk tujuan mulia, yaitu penggairahan pasangan suami-istri. Pertanyaan selanjutnya, mungkinkah secara teknologis dan regulatif video-video tersebut hanya bisa sampai ke pasangan suami-istri yang membutuhkan pemanasan? Kelihatannya susah.

Cara yang saya usulkan adalah, para pasangan suami-istri yang betul-betul membutuhkan tayangan video porno untuk keharmonisan rumah-tangga jangan bersifat munafik. Kalau mereka merasa bisa menonton orang lain melakukan adegan sex, jangan pernah melarang anak atau cucunya kelak menjadi pemain video porno. Sangat kurang beradab, pasangan suami-istri tega membiarkan orang lain bermain video porno demi keharmonisan pasangan suami-istri tersebut, tapi pasangan tersebut tidak rela keturunannya sendiri bermain dalam video seperti itu.

4.Selalu menyadari adanya keniscayaan Yin dan Yang, termasuk keabadian kehidupan sisi buruk Rahwana, berarti tak pernah bermimpi bahwa angkara murka akan sirna di atas bumi. Jika kita akan mengganyang pornografi, bukan pertama-tama karena kita yakin sanggup menghapus pornografi dari muka bumi. Kita mengganyang pornografi oleh karena dalam hidup ini kita harus memilih sikap dan kita telap memilih sikap untuk mengganyang pornografi. Bahwa pornografi akhirnya akan tetap ada, ya itulah rahasia Tuhan.

Ini tidak sulit dilakukan dalam kerja kebudayaan kalau kita ingat pada kegiatan mandi. Semua kita tetap akan mandi meskipun tahu bahwa sehabis itu akan kotor kembali.

Yang penting suatu sikap telah kita pilih, ibarat polisi memilih bersikap memberantas Narkoba tanpa pernah bermimpi di siang bolong bahwa Narkoba kelak akan sirna dari muka bumi. Lagi-lagi, soal sirna atau tidaknya Narkoba, itu sudah menjadi wilayah rahasia Tuhan.

5.Ada untungnya juga berpikir bahwa pornografi mustahil dihapuskan. Tugas mahkluk kebudayaan adalah bagaimana potensi pornografi itu tidak sepenuhnya keluar menjadi sisi negatif. Lahirnya tarian-tarian yang mengeksplorasi seks secara indah, adalah salah satu contohnya. Begitu juga dengan fashion. Seni rupa. Teater maupun musik. Hasrat khalayak untuk menyaksikan karya-karya pornografi bisa dialihkan kepada pentas-pentas seperti itu. Jadi kuncinya adalah pada cara penyaluran. Ibarat Narkoba disalurkan pada kepentingan medis.

6.Kesadaran bahwa sisi positif dan negatif senantiasa muncul bersamaan secara manusiawi juga membuat kita tak terlalu silau pada satu soal pornografi sebagai masalah. Di antara pilihan yang sama-sama buruk, mungkin saya lebih senang masyarakat menonton video porno daripada menonton tayangan kekerasan dan perang. Di antara pilihan yang sama-sama buruk, lebih baik masyarakat dan anak-anak masih berkesempatan melihat bahwa manusia bisa saling berkasih-kasihan, daripada mereka melihat bahwa manusia itu saling membenci di dalam kekerasan dan perang.

Pada titik ini, dalam menanggapi sisik buruk kehidupan yang tak cuma pornografi, para pengambil kebijakan terlalu sibuk pada urusan pornografi tetapi terkesan longgar terhadap tayangan kekerasan.

Tidak ada komentar:

Bagaimana penilaian Anda terhadap tulisan-tulisan saya ini ?

Terjemahkan tulisan ini dalam Bahasa Inggris (In English)