SELAMAT DATANG...

Blog ini saya gunakan sebagai Media Komunikasi dan Informasi dan sekaligus menjadi wadah untuk menuangkan inspirasi-inspirasi yang ada.
Sebagai perkenalan pertama, yang perlu diketahui saya seorang Peneliti Komunikasi Politik pada

Puslitbang Penyelenggaraan Pos dan Informatika Badan Litbang SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika R.I.
Jl. Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta Pusat 10110 Lt. 4 Gedung Belakang





Rabu, 26 Maret 2008

MENYIKAPI MARAKNYA SITUS PORNO DI INTERNET, SIAPAKAH YANG DIRUGIKAN ...?

Roy Suryo; seorang pakar telematika di Indonesia menyebut satu angka fantastis mengenai jumlah situs porno buatan asli orang Indonesia. Dari sekitar 24,5 juta situs dengan admin orang Indonesia, lebih dari satu jutanya adalah SITUS PORNO. Hal ini diungkapkan Roy yang ditemui setelah usai Konfrensi Pers Pengesahan UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) di Hotel Sultan, Jakarta (Manado Post/25-03-2008, Hal. 1).
Sudah sedemikian luar biasanya pertumbuhan situs porno di internet serta banyaknya orang-orang Indonesia yang mengakses internet tersebut baik besar/kecil, tua/muda, berpendidikan atau tidak, miskin/kaya dan seterusnya. Bahkan realitanya sekarang selain di warnet, ada indikasi beberapa lembaga atau institusi atau sekolah yang menyalahgunakannya untuk membuka situs porno tanpa dapat diketahui serta belum ada tindakan dari pimpinan lembaga yang bersangkutan.
Kita semua khawatir dan bertanya, mau dikemanakan nanti moral anak bangsa ini kedepan ? kalau tidak ada gerakan preventif dari pihak-pihak yang berkompeten. Para orang tua murid pun menjadi resah akan ekses negatif dari peredaran situs porno tersebut.
Pemerintah pun tidak tinggal diam menanggapi keluh kesah publik/masyarakat akibatnya dan penggunaan situs porno. Pemerintah pusat maupun daerah, melalui Departemen Komunikasi dan Informatika yang dipimpin oleh Muhammad Nuh angkat bicara dengan menyatakan departemennya nanti akan memblokir situs-situs berkonten negatif, diantaranya situs porno. “Kami telah mengikat komitmen dengan APJI dan KPI untuk memblokir situs-situs negatif itu”. (http://balitbang.depkominfo.go.id 26/03/2008)
Selama ini memang substansi internet hanya dibatasi dengan kode etik saja, kini pemerintah akan mengambil langkah tegas kemungkinan besar sekitar April-Mei 2008 situs porno sudah diblokir semuanya.Malahan dengan tegas Ibu Loly Amalia Direktur Sistem Informasi perangkat lunak Depkominfo akan segera membentuk Tim Khusus untuk mengawasi dan menindak lanjuti pengaduan dari masyarakat.
Memang jika dianalisis sangat sulit memblokir situs porno jika pakai hosting diluar negeri, mungkin kalau pakai situs dalam negeri masih bisa dilacak. Walaupun sudah ada UU ITE tapi sulit menjeratnya sebab ancaman pidana memerlukan bukti-bukti autentik sementara hal tersebut sulit didapatkan. Jalur akses bisa darimana saja dalam atau luar negeri, bahkan di milis-milis ada yang menyatakan bahwa akan mencoba mendatangkan akses dari luar negeri.
Warnet-warnet bisa terkena dampaknya karena kalau ada fasilitas untuk bisa mengakses pornografi atau orang-orang mendownload dan menyebarkan kepada publik dapat dijerat dengan UU ITE, tapi kalau lembaga/institusi/sekolah bagaimana...? inilah yang menjadi persoalan kita semua.
Sudah tepat langkah yang diambil Depkominfo dalam hal ini, demi menyelamatkan generasi penerus bangsa ini, sebab pemerintah berkehendak bukan hanya situs porno saja yang akan diblokir melainkan semua jenis situs yang berkonten negatif.
Tapi yang pasti internet sebagai media baru telah membuka ruang publik untuk mendorong terciptanya demokratisasi diabad modern ini sudah barang tentu dengan plus minusnya dan hal ini tidak bisa dibendung lagi kedatangannya. Tinggal bagaimana cara kita ( pemerintah, orang tua, dan lembaga-lembaga pendidikan) mendidik serta mengarahkan anak-anak ke jalan yang benar melalui keteladanannya, budi pekerti dan moral yang baik, sehingga apapun yang masuk dapat difilter secara objektif, agar masa depan anak bangsa ini dapat terjamin eksistensinya.
Yang terakhir adalah tentang fungsi media yang salah satu berbunyi melakukan edukasi, THE OWNER ( pemilik & pemimpin redaksi )diharapkan dapat mengaplikasikan dengan tidak mendiseminasikan informasi yang dapat merusak mental generasi penerus, atau dengan sengaja mengkomersialisasikan situs porno atau konten negatif lainnya.
Marilah kita sama-sama berjuang ikut membantu bangsa ini; yang sudah barang tentu sesuai dengan talenta kita masing-masing. Misalnya media memberikan fungsi edukasi bagi masyarakat, pemerintah sebagai pelaksana regulasi atau regulator, tokoh masyarakat/tokoh agama mengajak masyarakat secara persuasif menjauhi situs porno, orang tua mengawasi anak-anaknya, lembaga-lembaga pendidikan menjadi contoh bagi komunitas disekitarnya.

Baca selengkapnya...

Minggu, 23 Maret 2008

( PERISTIWA DIBALIK BERITA )AKTIVITAS TEMU ILMIAH PENELITI DAN RAKORNAS DEP. KOMINFO SERTA SEMINAR IIWAS & MMOM

PERIODE 22 NOVEMBER 2007 S/D 5 DESEMBER 2007
Oleh Ramon Kaban

Sejak tanggal 22 November 2007 penulis sudah berangkat ke Jakarta dari Manado untuk mengikuti temu ilmiah di Puncak Bogor selama 2 hari yang membuahkan hasil yakni saudari Juditha Crhistiany Judita S.Sos menjadi juara 2 atau juara 3 atau juara bersama dengan mas Agung Harimurti M.Kom dari BPPI Wilayah IV Jokjakarta dalam presentasi karya ilmiah dari 13 orang peserta dari 8 Balai dan 4 Pusbang 1 Sekertariat di lingkungan Badan Litbang SDM Dep. Kominfo.

Semua hasil penelitian disajikan oleh para peneliti hanya 2 orang calon peneliti yang tampil yaitu dari Manado serta Yogyakarta, yang secara kebetulan dapat nilai sama dan masuk 3 besar ( THE BEST THREE).. Perlu diketahui bahwa Juara I adalah sdr.Drs.Baso Saleh dari BPPI Wilayah VII Makassar seorang peneliti yang sudah malang- melintang di dunia penelitian, sementara itu sdri Judita & sdr. Agung adalah masih sebagai calon peneliti, pegawai baru ( angkatan 2006) tapi boleh disejajarkan dengan para peneliti senior yang ada sekarang. Jujur penulis katakan mereka berdua boleh dibilang sebagai kader masa depan di DEPKOMINFO.

Khusus kepada sdri. Judita penulis bisa sedikit berkomentar ketika Desember 2006 ia ditunjuk mengikuti diklat calon peneliti dengan 3 orang rekannya di LIPI dan meraih predikat 12 besar peserta terbaik. Selanjutnya ditunjuk mewakili BPPI Manado dengan pak Samad Lasape ,BA seorang peneliti senior menghadiri Temu Ilmiah Tingkat nasional Badan Litbang SDM Dep. Kominfo sudah melalui seleksi yang ketat.

Pertama sekali adalah seleksi orang diantara peneliti dan calon peneliti yang ada, seleksi kedua adalah hasil penelitian mana yang akan dipersentasikan dari beberapa penelitian yang sudah selesai, seleksi ketiga adalah pematangan yaitu dipersentasikan secara internal di BPPI Manado yang terakhir adalah seleksi pantuhir atau penentuan akhir secara pribadi dengan penulis sebagai atasan langsung tentang hal-hal yang prinsip dalam dunia penelitian serta strategi apa yang digunakan untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan dari floor dan seterusnya.

Kesan penulis tentang acara Temu Ilmiah seperti ini cukup menarik & bermanfaat bagi kalangan peneliti serta harus punya kontribusi bagi lembaga, Pesan penulis jadikanlah ajang Temu Ilmiah ini sebagai ajang kompetisi yang sehat dan dinamis sekaligus mencari bibit unggul/kaderisasi bagi masa depan Kominfo itu sendiri.

Kemudian mengikuti acara RAKORNAS KOMINFO Tgl 26 – 27 Nocember 2007 di hotel MENARA PENINSULA JAKARTA yang secara kebetulan pula Kepala BPPI WILAYAH VIII MANADO dipercayakan sebagai juru bicara KOMISI IV yang membidangi SDM Komunikasi Dan Informatika yang dikomandani oleh Bpk. Ketua Aizirman Djusan, Wakil Ketua Bpk. Henry Subiyakto, Sekertaris Ibu Sri Wuryatmi.

Penulis sebenarnya tidak menawarkan diri untuk jadi spokesman, karena ditunjuk oleh pak Henry dan Bu Sri mau tidak mau hanya bisa mengatakan SIAP. Banyak yang lebih pantas & mampu dari saya antara lain para Direktur di jajaran kominfo atau Para Kadis Kominfo Provinsi seperti pak Tumengkol dari Sulut atau pak Fred dari Provinsi Papua.

Acara tersebut dibuka oleh bapak M. Nuh (Menkominfo ) dihadiri lebih kurang oleh dua ratusan lebih para pejabat Eseloi, II,III dan Ka.UPT yang ada di daerah-daerah. Kemudian ditutup oleh bapak Sekjen Aswin Sasongko atas nama Menteri. Selanjutnya acara penyerahan mobil dinas operasional kepada perwakilan dari Sumut, Jateng, Papua di halaman kantor Kominfo Jln.Merdeka Barat Jakarta.
Acara Selanjutnya adalah mengikuti seminar IIWAS dan MOMM (Information Intregation And Web – Based Aplications and Services & Advance In Mobile Computing And Multimedia) di Hotel SANTIKA JAKARTA dari tanggal 3 – 5 Desember 2007 adalah event International di bidang ICT diikuti oleh berbagai negara dari segenap penjuru dunia. Penulis hanya sebagai partisipan saja. Demikian ketatnya schedule persidangan mengakibatkan banyak peserta dalam negeri kewalahan, belum lagi persoalan bahasa dan substansi ICT literatenya.
.
Seminar IIWAS and MOMM 2007 pembukaannya dilaksanakan di UIN Syarif Hidayatullah Ciputat Jakarta oleh bpk. Kepala Badan Litbang SDM kominfo. Selesai acara pembukaan dilanjutkan dengan sidang komisi dengan penyaji para profesor bidang ICT dari mancanegara setelah penyaji pertama mempresentasikan makalah yaitu Prof. Dr. Chang. Saya jadi berfikir apa seminar itu cocok untuk penulis ?

Bahasanya sangat tematis, sangat ilmiah, sangat akademis serta terlalu filosofis bagi kalangan birokrat. Para audience juga mayoritas pakar ICT, Kandidat Doctor, Kandidat Master, Para Guru Besar / Senior Lecture dan Civitas Academica UIN / Jakarta.

Ada sebuah peristiwa lucu, unik dan menarik ketika Dr. Ismail K. Ibrahim Ketua Panitia / Steering Comitte menuduh Sdr. Drs. Parulian Sitompul dan bapak Drs. Tatang Supriatna utusan dari BPPI Depkominfo dituduh mau menculik (kidnapping) salah seorang narasumber yaitu Prof. Dr. Gabriel Kotsis padahal yang sesungguhnya hanya salah pengertian saja atau miss communication saja.

Menyetir kata – kata Dr. Ismail di depan sekumpulan teman-teman dari BPPI : “anda ingin menghancurkan conference, katanya lagi akan saya laporkan kepada Menkominfo”. Pak Tatang dan Sdr. Parulian Sitompul tidak gentar sama sekali dengan mengatakan silahkan saja, wong kami tidak bersalah kok takut kata mereka berdua.
Kejadian sebenarnya menurut versi penulis yaitu ketika session Prof.Dr. Gabriel akan dimulai yang bersangkutan meluncur ke luar kompleks UIN dengan pak Parulian dan pak Tatang dan teman lain. Entah siapa yang mengomandoi mereka pun berangkat keluar.

Yang pasti pak Parulian mau mengantar pak Tatang ke Hotel karena sakit, Mereka tidak tahu sama sekali Prof.Gabriel sebagai pembicara atau menganggap hanya sebagai peserta biasa saja walau mereka barengan satu mobil. Entah siapa yang memberi informasi kepada Dr. Ismail memanggil dan langsung marah-marah tanpa tahu sebab musababnya. Inilah yang dinamakan bak kata pepatah “ orang yang makan nangka kita yang kena getahnya “.

Salut dan Puji saya haturkan pada Pak Sunaryo kepala MMTC Yogyakarta yang mencoba menjadi mediator , sementara pihak UIN diam seribu bahasa, Panitia dari Kominfo juga tidak cepat turun tangan, Peserta dari Kominfo sendiri sepertinya diterlantarkan, buktinya ada yang tidak dapat Id card lah, ada yang tidak dapat tas lah, ada yang tidak dapat jadwal acara dan hampir semua tidak dapat Booklet lah dan lain-lain. persis seperti anak ayam kehilangan induk, Mestinya event yang berskala international seharusnya didukung kepanitian yang profesional juga.

Baca selengkapnya...

Bagaimana penilaian Anda terhadap tulisan-tulisan saya ini ?

Terjemahkan tulisan ini dalam Bahasa Inggris (In English)