SELAMAT DATANG...

Blog ini saya gunakan sebagai Media Komunikasi dan Informasi dan sekaligus menjadi wadah untuk menuangkan inspirasi-inspirasi yang ada.
Sebagai perkenalan pertama, yang perlu diketahui saya seorang Peneliti Komunikasi Politik pada

Puslitbang Penyelenggaraan Pos dan Informatika Badan Litbang SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika R.I.
Jl. Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta Pusat 10110 Lt. 4 Gedung Belakang





Senin, 20 Oktober 2008

EFEK BRADLEY BISA “ANCAM BARACK OBAMA“SAAT HARI H PILPRES USA, 4 NOVEMBER 2008.( ULASAN KOMUNIKASI POLITIK )

Debat terahir hari kamis, 16 oktober 2008 pukul 08.01 WIB disiarkan secara langsung oleh Metro TV berdurasi kurang lebih 90 menit di universitas HOFSTRA, LONG ISLAND, NEW YORK, Amerika Serikat berlangsung denagn mulus yang dimoderatori oleh seorang reporter / wartawan kawakan BOB SCHIEFFER dari CBS News.

Barack Obama Capres dari Partai Demokrat berhadapan langsung dengan Capres dari Partai Republik Jhon. Mc. Cain. Siaran ini ditanyangkan ke seluruh pelosok dunia untuk Indonesia ditanyakan langsung oleh Metro TV ( LIVE EVENT VS. ELECTIONS PRESIDENTIAL DEBATE ).

Sedemikian serunya perdebatan kedua Capres tersebut, yang pada awalnya dititik beratkan pada persoalan ekonomi yang sedang dihadapi Amerika Serikat yang kemudian menjadi krisis global di Eropa, Asia Pasifik dan Indonesia sebagai negara berkembang.

Pada awal pertanyaan putaran ketiga ini BOB SCHIEFFER bertanya kepada kedua kandidat tentang paket solusi ekonomi lebih baik dibanding rival anda ? kedua kandidat menyampaikan pandangan dari sudut program ekonomi, energi, pemberdayaan usaha dan pajak secara menyakinkan kemudian saling serang satu sama lain ( konfrontatif ) tapi yang pasti masih dalam batas – batas etika dan normatif.



Sebagai contoh Mc. Cain sebagian besar memainkan pola menyerang terhadap lawan seraya menentang kebijakan dan menyerang karakter OBAMA. Sebaliknya Obama terus-menerus mengaitkan Mc. Cain dengan Presiden George W. Bush dan menyamakan kebijakan – kebijakan mereka. Sampai – sampai Mc. Cain jengkel dan berbalik menegaskan, “ Saya bukan Presiden Bush. Kalau anda mau melawan Presiden Bush, mestinya empat tahun lalu sedangkan saya akan memberikan arahan baru bagi perekonomian dan bangsa ini “, tukas Jhon Mc. Cain ( Manado Post jumat, 17 oktober 2008 hal 13 ).

Menurut jajak Pendapat CNN / OPINION RESEARCH CORPORATION BARACK OBAMA memperoleh dukungan 58 % Jhon Mc. Cain 31 %, dan yang abstain 11 %. Ini membuktikan Obama unggul selama masa kampanye. Namun yang menjadi persoalan adalah apakah hasil survey tersebut sudah bisa menjamin pada hari H pemungutan suara 4 November 2008 saya kira tidak ada jaminan, sebab dunia politik sulit di tebak dengan ukuran metematis segala sesuatu bisa saja terjadi diluar-dugaan.

“ Ada kekhawatiran bahwa sebagian pemilih kulit putih tidak jujur saat ditanyai dalam polling – polling. Saat di survey mereka mengaku mendukung Obama, Namun saat pemilihan nanti, mereka memilih Jhon. Mc. Cain “. ( Komentar, Jumat, 17 Oktober 2008, hal 9 ).

Fenomena ini cukup beralasan diutarakan karena pada tahun 1982 yang lalu pernah ada seorang politikus kulit hitam Amerika Serikat yang bernama TOM BRADLEY ; saat dilakukan polling ia selalu unggul tapi pada hari H perhitungan suara kalah tipis dalam pemilihan Gubernur California.Kekalahan Bradley ini mengagetkan banyak pihak termasuk para politikus dan pengamat A.S.

Selanjutnya mereka menyimpulkan bahwa saat survey dilakukan para pemilih kulit putih tidak jujur tentang pilihan mereka sebenarnya. Sejak saat itu pula para penyelenggara polling sangat mempertimbangkan faktor “ Efek Bradley ” dalam pemilihan yang menampilkan kandidat kulit hitam.

Perlu di catat dan diingat pula bahwa dalam sejarah di Amerika Serikat, RAS merupakan salah sebuah isu sensitif di USA disamping kesenjangan sosial terus – menerus antara kulit putih AS dan kulit hitam AS. Perlu juga diketahui bahwa 13 % populasi warga AS yang ada di USA didomisili oleh warga kulit hitam.

Ternyata juga negara Adi Daya seperti Amerika Serikat pun masalah rasialis belum bisa di hilangkan sama-sekali. Namun demikian jika USA ingin ada perbaikan kedepan , efek Bradley mesti dikesampingkan, Artinya pemilih kulit putih mesti jujur dengan dirinya sendirinya pada hari H pemungutan suara tanpa membedakan ras lagi. Barack Obama dan Jhon. Mc Cain adalah sama – sama warga Negara USA tanpa membedakan asal – usulnya secara etimologis.

Yang penting siapa pun yang menang diantara mereka bisa memberi angin segar bagi perubahan di USA ,dalam mengatasi krisis ekonomi dan kebijakan luar negeri USA yang sekarang sudah amburadul alias sulit dikendalikan mudah – mudahan dampak efek Bradley tidak terjadi pada hari H nanti, sehingga apa yang dikhawatirkan oleh pengamat politikus atau lembaga polling tidak akan terjadi lagi.

Amerika Serikat saja yang dengan berbagai julukan masih terdapat terjadi faktor X nya ? walau tidak begitu mendominasi , konon lagi yang seperti Indonesia yang masih dalam status negara berkembang. Sehingga USA bisa lebih dewasa dalam berdemokrasi atau berpolitik. Yang pasti jangan bandingkan Indonesia dengan Amerika Serikat. Ya kan !!!!!!!!!.

Baca selengkapnya...

Senin, 13 Oktober 2008

RESEARCHER NOT SCIENTIST, PASTI PERNAH MENGALAMI KEGAGALAN BENARKAH..????

Munculnya ide menulis seperti judul diatas terinspirasi dari tulisan pertama dengan judul : “Menjaga Eksistensi Peneliti Perlukah ?”.Tanggal 1 November 2007 di www.ramonkaban.blogspot.com yang kedua tulisan dari Benyamin Lakitam seorang Guru Besar Universitas Sriwijaya dengan judul : “Tahun 2009, ujian Bagi Peneliti” tanggal 19 September 2008 di Harian Kompas, Jakarta. Yang ketiga adanya kekuatiran akan kualitas peneliti yang ada sekarang di Badan Litbang SDM dan 8 UPT yang ada di Indonesia yang berjumlah hampir 100 orang.

Adanya beberapa ilustrasi yang perlu kita renungkan bersama :

 Kegagalan sebuah sukses yang tertunda.
 Kegagalan bukanlah sebuah aib.
 Kegagalan hal biasa dalam dunia penelitian.
 Kegagalan sebagai awal dimulainya pengetahuan.
 Kegagalan faktor pemicu keberhasilan
 Kegagalan jangan berulang kali pada hal yang sama.
 Kegagalan sebagai motivator peningkatan kualitas.
 …….etc.

Yang paling penting adalah kalau sudah gagal harus dicari apa faktor penyebabnya ? Perlunya dicari faktor penyebab agar kegagalan tidak lagi dilakukan oleh orang lain, yang akan meneruskan penelitian tersebut (baik diri kita atau orang lain). Sedemikian urgennya sebuah hasil penelitian bila benar – benar dilakukan secara profesional dan dipakai oleh user. Merupakan sebuah kebahagiaan yang tidak ternilai harganya dibandingkan dengan apapun. Penulis ingin menepis anggapan bahwa tidak benar bahwa kinerja peneliti yang rendah merupakan akibat dari rendahnya alokasi biaya untuk penelitian.

Hasil penelitian yang baik bila dilakukan secara profesional pasti akan mendatangkan manfaat bagi pengguna (user) dan kemungkinan besar pihak user akan memesan (order) lagi untuk penelitian selanjutnya. Hal ini dikuatkan oleh rendahnya dukungan pembiayaan serta kurang tersedianya sarana dan prasarana penelitian telah menjadi alasan hengkangnya beberapa peneliti dari beberapa LPND ke lembaga riset Luar Negeri (Kompas, 11 september 2008).

Khusus untuk penelitian yang ada di Badan Litbang SDM Dep Kominfo R.I dan 8 UPT (6 BP2KI dan 2 B2P2KI) yang tersebar diseluruh Indonesia, mayoritas Kepakaran Peneliti adalah Ilmu Sosial atau Ilmu Komunikasi, baru Tahun 2009 akan ada formasi Peneliti bidang Informatika.

Sedemikian tingginya hasil penelitian yang diharapkan sudah barang tentu tidak bisa dilepaskan dengan sang Peneliti tersebut (sangat inherent dan interdependensi). Maksudnya yaitu SDM Internal Peneliti. Misalnya : Bahasa Inggris, Metodologi, Teorinya, jaringannya dengan pihak eksternal dan lain – lain. Oleh sebab itu maka menurut penulis ada beberapa hal pokok atau faktor dominan yang membuat seorang peneliti tidak berhasil.

KEGAGALAN PENELITI DISEBABKAN BEBERAPA FAKTOR :

1. Sang Peneliti kurang latihan ( EXERCISE ).
2. Sang Peneliti kurang bahan ( LITERATURE ).
3. Sang Peneliti kurang baca ( READING HABIT ).
4. Sang Peneliti gak punya kelompok diskusi ( TEAM WORK ).
5. Sang Peneliti gak punya bakat / talenta meneliti , tapi YBS sudah jadi Peneliti.
6. Sang Peneliti gak pernah keluar kandang / Punya Profesi lain.
7. Sang Peneliti hanya butuh duit penelitian.
8. Sang Peneliti ……..etc ( jawab sendiri dong ).

Yang perlu diingat (remember) adalah motto seorang PURE RESEARCHER adalah LONG LIFE EDUCATION, BUT I THINK INCLUDE RESEARCHER yang rangkap struktural juga. Para Peneliti saya sebut si Sang jangan GR dulu tapi hanya untuk menghargai profesi saja, tidak ada maksud menghina atau mengejek sama sekali Wong saya juga kan bagian dari Korps Peneliti kok.
Fenomena ini menarik dibahas karena ada asumsi bahwa semua kebijakan yang akan dikeluarkan oleh decision maker, mesti melalui sebuah hasil penelitian atau kajian ini artinya adalah SANG PENELITI harus berkualitas sebuah tuntutan yang tidak bisa dihindari. Hal ini berlaku bagi semua Peneliti dari Departemen teknis, Peneliti dari LPND, Peneliti dari Perguruan Tinggi baik Negeri ataupun Swasta Maknanya bahwa setiap hasil penelitian sedemikian pentingnya, oleh sebab itu kita kepingin Peneliti yang ada sekarang wajib meningkatkan mutunya.
Persoalan lain muncul lagi sekarang banyak sekali hasil penelitian yang tidak berguna, karena tidak dimanfaatkan user? Bisa saja karena kurang koordinasi atau tidak dipublikasikan atau disimpan dalam rak lemari atau memang tidak berkualitas. Kalau ada pertanyaan masyarakat (publik) tentang kontribusi penelitian terhadap pembangunan nasional ; hanya dapat dijawab dengan apabila hasil penelitian diadopsi oleh pengguna baik oleh kalangan bisnis, masyarakat umum atau dalam rangka pengambilan kebijakan.
Biarlah masyarakat luas yang akan menilai bagaimana kinerja para peneliti kita ? ekspektasi masyarakat pada para Peneliti cukup tinggi kalau kita tidak percaya lagi pada para Peneliti lalu kepada siapa lagi kita percaya ?.
Ada 3 solusi menurut penulis yang bisa jadi rekomendasi agar Peneliti dapat berkontribusi dalam pembangunan :
1. SDM, internal Peneliti mesti ditingkatkan.
2. Anggaran penelitian mesti ditingkatkan.
3. Hasil penelitian dipakai oleh pengguna (user).

Baca selengkapnya...

Bagaimana penilaian Anda terhadap tulisan-tulisan saya ini ?

Terjemahkan tulisan ini dalam Bahasa Inggris (In English)