SELAMAT DATANG...

Blog ini saya gunakan sebagai Media Komunikasi dan Informasi dan sekaligus menjadi wadah untuk menuangkan inspirasi-inspirasi yang ada.
Sebagai perkenalan pertama, yang perlu diketahui saya seorang Peneliti Komunikasi Politik pada

Puslitbang Penyelenggaraan Pos dan Informatika Badan Litbang SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika R.I.
Jl. Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta Pusat 10110 Lt. 4 Gedung Belakang





Senin, 13 Oktober 2008

RESEARCHER NOT SCIENTIST, PASTI PERNAH MENGALAMI KEGAGALAN BENARKAH..????

Munculnya ide menulis seperti judul diatas terinspirasi dari tulisan pertama dengan judul : “Menjaga Eksistensi Peneliti Perlukah ?”.Tanggal 1 November 2007 di www.ramonkaban.blogspot.com yang kedua tulisan dari Benyamin Lakitam seorang Guru Besar Universitas Sriwijaya dengan judul : “Tahun 2009, ujian Bagi Peneliti” tanggal 19 September 2008 di Harian Kompas, Jakarta. Yang ketiga adanya kekuatiran akan kualitas peneliti yang ada sekarang di Badan Litbang SDM dan 8 UPT yang ada di Indonesia yang berjumlah hampir 100 orang.

Adanya beberapa ilustrasi yang perlu kita renungkan bersama :

 Kegagalan sebuah sukses yang tertunda.
 Kegagalan bukanlah sebuah aib.
 Kegagalan hal biasa dalam dunia penelitian.
 Kegagalan sebagai awal dimulainya pengetahuan.
 Kegagalan faktor pemicu keberhasilan
 Kegagalan jangan berulang kali pada hal yang sama.
 Kegagalan sebagai motivator peningkatan kualitas.
 …….etc.

Yang paling penting adalah kalau sudah gagal harus dicari apa faktor penyebabnya ? Perlunya dicari faktor penyebab agar kegagalan tidak lagi dilakukan oleh orang lain, yang akan meneruskan penelitian tersebut (baik diri kita atau orang lain). Sedemikian urgennya sebuah hasil penelitian bila benar – benar dilakukan secara profesional dan dipakai oleh user. Merupakan sebuah kebahagiaan yang tidak ternilai harganya dibandingkan dengan apapun. Penulis ingin menepis anggapan bahwa tidak benar bahwa kinerja peneliti yang rendah merupakan akibat dari rendahnya alokasi biaya untuk penelitian.

Hasil penelitian yang baik bila dilakukan secara profesional pasti akan mendatangkan manfaat bagi pengguna (user) dan kemungkinan besar pihak user akan memesan (order) lagi untuk penelitian selanjutnya. Hal ini dikuatkan oleh rendahnya dukungan pembiayaan serta kurang tersedianya sarana dan prasarana penelitian telah menjadi alasan hengkangnya beberapa peneliti dari beberapa LPND ke lembaga riset Luar Negeri (Kompas, 11 september 2008).

Khusus untuk penelitian yang ada di Badan Litbang SDM Dep Kominfo R.I dan 8 UPT (6 BP2KI dan 2 B2P2KI) yang tersebar diseluruh Indonesia, mayoritas Kepakaran Peneliti adalah Ilmu Sosial atau Ilmu Komunikasi, baru Tahun 2009 akan ada formasi Peneliti bidang Informatika.

Sedemikian tingginya hasil penelitian yang diharapkan sudah barang tentu tidak bisa dilepaskan dengan sang Peneliti tersebut (sangat inherent dan interdependensi). Maksudnya yaitu SDM Internal Peneliti. Misalnya : Bahasa Inggris, Metodologi, Teorinya, jaringannya dengan pihak eksternal dan lain – lain. Oleh sebab itu maka menurut penulis ada beberapa hal pokok atau faktor dominan yang membuat seorang peneliti tidak berhasil.

KEGAGALAN PENELITI DISEBABKAN BEBERAPA FAKTOR :

1. Sang Peneliti kurang latihan ( EXERCISE ).
2. Sang Peneliti kurang bahan ( LITERATURE ).
3. Sang Peneliti kurang baca ( READING HABIT ).
4. Sang Peneliti gak punya kelompok diskusi ( TEAM WORK ).
5. Sang Peneliti gak punya bakat / talenta meneliti , tapi YBS sudah jadi Peneliti.
6. Sang Peneliti gak pernah keluar kandang / Punya Profesi lain.
7. Sang Peneliti hanya butuh duit penelitian.
8. Sang Peneliti ……..etc ( jawab sendiri dong ).

Yang perlu diingat (remember) adalah motto seorang PURE RESEARCHER adalah LONG LIFE EDUCATION, BUT I THINK INCLUDE RESEARCHER yang rangkap struktural juga. Para Peneliti saya sebut si Sang jangan GR dulu tapi hanya untuk menghargai profesi saja, tidak ada maksud menghina atau mengejek sama sekali Wong saya juga kan bagian dari Korps Peneliti kok.
Fenomena ini menarik dibahas karena ada asumsi bahwa semua kebijakan yang akan dikeluarkan oleh decision maker, mesti melalui sebuah hasil penelitian atau kajian ini artinya adalah SANG PENELITI harus berkualitas sebuah tuntutan yang tidak bisa dihindari. Hal ini berlaku bagi semua Peneliti dari Departemen teknis, Peneliti dari LPND, Peneliti dari Perguruan Tinggi baik Negeri ataupun Swasta Maknanya bahwa setiap hasil penelitian sedemikian pentingnya, oleh sebab itu kita kepingin Peneliti yang ada sekarang wajib meningkatkan mutunya.
Persoalan lain muncul lagi sekarang banyak sekali hasil penelitian yang tidak berguna, karena tidak dimanfaatkan user? Bisa saja karena kurang koordinasi atau tidak dipublikasikan atau disimpan dalam rak lemari atau memang tidak berkualitas. Kalau ada pertanyaan masyarakat (publik) tentang kontribusi penelitian terhadap pembangunan nasional ; hanya dapat dijawab dengan apabila hasil penelitian diadopsi oleh pengguna baik oleh kalangan bisnis, masyarakat umum atau dalam rangka pengambilan kebijakan.
Biarlah masyarakat luas yang akan menilai bagaimana kinerja para peneliti kita ? ekspektasi masyarakat pada para Peneliti cukup tinggi kalau kita tidak percaya lagi pada para Peneliti lalu kepada siapa lagi kita percaya ?.
Ada 3 solusi menurut penulis yang bisa jadi rekomendasi agar Peneliti dapat berkontribusi dalam pembangunan :
1. SDM, internal Peneliti mesti ditingkatkan.
2. Anggaran penelitian mesti ditingkatkan.
3. Hasil penelitian dipakai oleh pengguna (user).

Tidak ada komentar:

Bagaimana penilaian Anda terhadap tulisan-tulisan saya ini ?

Terjemahkan tulisan ini dalam Bahasa Inggris (In English)