SELAMAT DATANG...

Blog ini saya gunakan sebagai Media Komunikasi dan Informasi dan sekaligus menjadi wadah untuk menuangkan inspirasi-inspirasi yang ada.
Sebagai perkenalan pertama, yang perlu diketahui saya seorang Peneliti Komunikasi Politik pada

Puslitbang Penyelenggaraan Pos dan Informatika Badan Litbang SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika R.I.
Jl. Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta Pusat 10110 Lt. 4 Gedung Belakang





Kamis, 01 November 2007

MENJAGA EKSISTENSI PENELITI PERLUKAH ???


Ha,,,ha,,,ha,,, ini hanya sekedar canda (gurauan) saja maafkan aku jika ada yang merasa tersinggung’…
Peneliti boleh salah boleh benar apakah maksudnya ? yah ……. tergantung bagaimana cara yang bersangkutan menganalisis objeknya tapi bukan berarti aku menjustifikasinya lho. Wong profesor saja bisa salah kok!!!, mungkin??? ada bermacam argumentasi diantaranya adalah :karena kurang datalah, kelupaanlah, atau keliru masukkan datalah, serta menerima informasi sepihaklah, salah mengolah data / informasilah atau pun yang lainnya.
Yang penting (urgen) adalah tidak boleh plagiat atau menjiplak kata maupun kalimat atau per alinea atau per bab atau secara utuh milik orang lain……………gitu kan!!! karena itu bisa dikatakan sebuah pelanggaran terhadap Undang-Undang Hak Kekayaan Intelektual ( UU HAKI ). Sebagai contoh data milik orang lain atau lembaga dibilang miliknya; mengutip sesuatu tetapi tidak mencantumkan sumbernya; data / informasi sebuah tapi ditulis dua buah bahkan bisa lebih dari itu,,!!! Udah dulu deh,, makin pusing nih..
Menurut aku tidak ada salahnya merekayasa tapi jangan jadi perekayasa, boleh menipu tapi jangan jadi penipu, boleh menghakimi tapi jangan jadi hakim, boleh menindak tapi jangan jadi penindak, boleh merayu tapi jangan jadi perayu, boleh berbohong tapi untuk kebaikan, dan yang lainnya. Artinya Peneliti harus jujur terhadap karyanya tidak boleh berbohong, hanya karena prestise saja. Bukankah …………begitu??

Ha,,,ha,,,ha,,, ini cuman becanda loh,, jadi jangan merasa tersinggung kalo emang nggak melakukannya… benar nggak???

2 komentar:

Anonim mengatakan...

yup, sy setuju dg ungkapan di atas, tp perlu ditambahkan bhw berprofesi sbg peneliti (researcher) menurutku boleh SALAH, tapi gak boleh BERBOHONG ! Ini yg perlu digarisbawahi kan? Klo salah, bisa dibenerin koq, tp klo BOHONG...wah payah tuh n patut dipertanyakan kredibitas & moralnya sbg peneliti !
Satu lagi perlu dicatat, masih banyak peneliti yg blom memahami paradigma penelitian, ontologi, epistemologi, aksiologi, shg pilihan metode dan teorinya tak konsisten.

Dr. Ramon Kaban mengatakan...

oke mas Joko terima kasih banyak atas komentarnya. Kalo ama panjenengan saya sudah percaya betul masalah kredibilitas @ moral penelitinya tapi bagaimana dengan yang lain apakah seperti itu ? Memang masih banyak peneliti yang kurang tahu tentang paradigma penelitian, aksiologi, ontologi dan epistemologi,tapi kan bisa belajar. Seperti mas Joko yang sedang mahasiswa kan masih fresh ilmu & ketahanannya.Menurut saya ada empat jenis kategori peneliti. Yang pertama adalah peneliti sungguhan/beneran yang murni karena panggilan hati nuraninya. Yang kedua adalah peneliti karbitan ditempa karena situasi & keadaan tanpa melalui mekanisme seleksi,prosedure. yang ketiga adalah peneliti selebriti yang melakukan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan artis atau style seperti layaknya tidak peneliti. Keempat adalah peneliti dalam keADAAN TERPAKSA atau gak ada pekerjaan lain akhirnya masuk menjadi peneliti. Banyak peneliti melakukan penelitian tetapi saya jadi bingung mas penelitian pura-pura atau pura-pura penelitian, gak taulah kalau masih boleh jangan dua-duanya. yang ngomong bukan saya lho mas tapi Pak Sofyan Djalil mantan Meneg Kominfo ketika itu oke best friend, see you !!!!

Bagaimana penilaian Anda terhadap tulisan-tulisan saya ini ?

Terjemahkan tulisan ini dalam Bahasa Inggris (In English)